Rabu, 15 September 2010

Saat idealisme terkebiri

Hidup ini memang penuh tantangan ....baik yg nyata maupun yg abstrak. Secara fakta seorang anak manusia adalah individu yg bebas untuk menentukan hidupnya dan apa yg dimilikinya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun... hidup ini tidak sesederhana itu krn banyak hal yang membatasi gerak dan langkah seorang anak manusia. Secara naluri pribadi maupun profesional, tidak salah jika setiap individu selalu ingin mengembangkan diri baik kepribadiaan maupun profesionalisme. kembali lagi...hal itu tidak mudah. untuk melakukan hal baikpun sangat sulit. 

Sedih rasanya kalau melihat di sekeliling kita, orang-orang sdh mapan dg suatu sistem yg dianggapnya 'benar' sehingga tidak ada rasa sungkan ataupun takut utk melakukan hal-hal yg secara jelas menentang aturan baik hukum dunia maupun hukum agama. Ngeri rasanya....bila memperhatikan kelakuan mereka yg telah mati rasa. Seringkali hati berteriak lantang untuk menyuarakan protes, tapi...rasanya sia-sia krn bagaikan jeritan di tengah lautan yg hilang ditelan deburan ombak dan terseret kencangnya angin. seringkali hati bertanya-tanya: Do I belong to this community?

Sebagus apapun ide, kreatifitas dan semangat untuk kemajuan anak bangsa, selalu mentok dg alasan tidak searah dg kebijakan.
Banyak yang dikorbankan hanya utk menjilat, semua kebijakan dibuat bukan untuk kebaikan masa depan anak bangsa tetapi...asal bapak senang. Ach....sungguh mereka itu tidak takut mati, tidak takut dengan hukuman Tuhan. Ya Allah....lelah rasanya melihat kondisi ini, sangat menyedihkan. Situasi ini membuat kami serba salah di lingkungan pekerjaan; diabaikan tanggung jawab, diikuti bertentangan dengan hati nurani. Sungguh suatu dilema.